Di tahun 2025 ini, sinergi antara Teknologi dan Kurikulum menjadi semakin tak terpisahkan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional. Inovasi teknologi bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan elemen integral yang mendukung implementasi kurikulum, terutama Kurikulum Merdeka, untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif, interaktif, dan relevan. Integrasi ini krusial dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan yang didominasi oleh kemajuan digital.
Salah satu cara Teknologi dan Kurikulum saling mendukung adalah melalui pemanfaatan platform pembelajaran daring. Banyak sekolah kini menggunakan Learning Management System (LMS) yang memungkinkan siswa mengakses materi pelajaran, mengumpulkan tugas, dan berinteraksi dengan guru serta teman sekelas di luar jam tatap muka. Ini sangat membantu dalam pembelajaran berdiferensiasi yang ditekankan Kurikulum Merdeka, di mana siswa dapat belajar sesuai kecepatan mereka sendiri. Sebuah survei oleh Pusat Data Pendidikan Nasional pada tanggal 10 April 2025 menunjukkan bahwa 75% guru merasa terbantu oleh platform digital dalam pengelolaan kelas.
Selain itu, Teknologi dan Kurikulum juga berpadu dalam penggunaan alat-alat inovatif seperti realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR) untuk memperkaya pengalaman belajar. Di beberapa sekolah percontohan, siswa dapat “melakukan perjalanan” ke masa lalu untuk mempelajari sejarah atau “membedah” organ tubuh manusia secara virtual, menjadikan materi pelajaran yang kompleks lebih mudah dipahami dan menarik. Hal ini mendukung tujuan Kurikulum Merdeka untuk menciptakan pembelajaran yang kontekstual dan bermakna. Pada sebuah webinar pendidikan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan pada hari Rabu, 17 Mei 2025, para pendidik berbagi pengalaman sukses dalam mengintegrasikan VR dalam pelajaran IPA.
Peran penting lain dari Teknologi dan Kurikulum adalah dalam pengembangan keterampilan digital siswa. Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk menjadi melek digital, bukan hanya sebagai pengguna tetapi juga sebagai kreator teknologi. Proyek-proyek yang melibatkan coding, robotika, atau analisis data kini semakin umum. Hal ini membekali siswa dengan kompetensi yang sangat dibutuhkan di pasar kerja global. Dengan demikian, investasi dalam teknologi dan adaptasi kurikulum yang progresif, seperti Kurikulum Merdeka, adalah langkah nyata untuk memastikan bahwa tujuan pendidikan 2025 dan seterusnya dapat tercapai, menghasilkan generasi yang siap berinovasi dan berkontribusi di era digital.