Bhinneka Tunggal Ika adalah frasa kuno yang menjadi slogan persatuan Indonesia. Artinya, “Berbeda-beda tetapi Tetap Satu Jua“. Slogan ini bukan sekadar semboyan, melainkan cerminan filosofi bangsa. Ia menjadi landasan kokoh bagi keberagaman yang ada di Nusantara.
Indonesia diberkahi dengan kekayaan suku, agama, ras, dan budaya yang luar biasa. Tanpa prinsip Bhinneka Tunggal Ika, perbedaan ini berpotensi memicu perpecahan. Slogan ini mengingatkan kita untuk selalu menghargai setiap entitas yang berbeda.
Memahami Bhinneka Tunggal Ika berarti mengakui bahwa perbedaan adalah kekuatan, bukan kelemahan. Setiap suku memiliki adat istiadatnya, setiap agama memiliki keyakinannya, namun semua terikat dalam satu identitas: Indonesia.
Mengamalkan slogan ini berarti mempraktikkan toleransi dan saling menghormati. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini berarti tidak menghakimi orang lain berdasarkan latar belakangnya. Sebaliknya, mencari persamaan dan membangun jembatan persahabatan.
Contoh nyata pengamalan Bhinneka Tunggal Ika adalah perayaan hari besar keagamaan. Meskipun mayoritas beragama Islam, umat Kristiani, Hindu, Buddha, dan Konghucu bebas merayakan keyakinan mereka. Suasana damai dan toleran tercipta.
Dalam konteks sosial, semangat gotong royong lintas suku dan agama menjadi bukti. Masyarakat bahu-membu membahu membangun fasilitas umum atau membantu sesama yang tertimpa musibah. Solidaritas adalah buah dari pemahaman ini.
Pendidikan memegang peranan penting dalam menanamkan nilai Bhinneka Tunggal Ika. Kurikulum sekolah harus mengajarkan tentang keberagaman Indonesia. Ini akan membentuk generasi muda yang toleran dan mencintai tanah airnya.
Pemerintah juga harus terus mendorong kebijakan yang inklusif. Kebijakan yang tidak membeda-bedakan dan memberikan hak yang sama kepada seluruh warga negara. Ini adalah jaminan bahwa prinsip persatuan abadi akan terus terjaga.
Masyarakat sipil, termasuk tokoh agama dan adat, juga memiliki tanggung jawab besar. Mereka harus menjadi teladan dalam menjaga kerukunan. Mengajarkan nilai-nilai persatuan kepada umat dan komunitas masing-masing.
Tantangan terhadap persatuan akan selalu ada. Namun, dengan berpegang teguh pada sloga persatuan Indonesia, kita memiliki perisai yang kokoh. Slogan ini bukan hanya warisan masa lalu, tetapi pedoman untuk masa depan bangsa.